Jumat, 28 Desember 2012

Travel Somewhere New 2012 [checked]

Hai readers.. Long time no see..
Tanggal 22-25 Desember kemaren libur panjang selama 4 hari.. Abis libur panjang jadi pengen nulis..
Kalian selama liburan ngapain aja? Jalan-jalan ke luar kota/dalam kota, pulang kampung, maen ke mall atau seharian males-malesan di rumah? Kalo gw, liburan kali ini gw bisa memenuhi salah satu resolusi tahun 2012 gw yaitu travel somewhere new. Walau tahun 2012 mau berakhir ternyata resolusi gw yang ini bisa terwujud juga.

Waktu bikin resolusi travel somewhere new akhir tahun 2011 lalu itu sebenernya pengennya ke Lombok atau Belitung tapi ternyata rezekinya bukan kedua kota tersebut. Liburan kemaren gw pergi ke Desa Sawarna, Banten. Rencana awal kita mau pergi ber-8 sesuai dengan jumlah kapasitas maksimal mobil Avanza yang kita sewa. Tapi ternyata 2 orang temen ga bisa ikutan gara-gara sakit. Jadilah kita berangkat ber-6an aja. Bersama suami #BHW dan sahabat serta temen-temen gw Wika, Mikas, Zacki dan Fitri.
Sebelum berangkat liburan, gw dan Wika cari referensi tentang liburan di Sawarna. Kita dapet lumayan banyak referensi hasil googling. Untungnya salah satu temen kita, Mikas adalah orang Banten, tepatnya Rangkas dan dia udah lumayan sering ke Sawarna. Jadilah dia yang kita jadiin tour guide kita.
Kita review yuu perjalanan liburan ke sawarna kemaren..

RUTE KE SAWARNA
(Rute yang gw jelaskan di bawah adalah hasil googling, link-nya ilang karena langsung gw save ke Ms. Word)
Ada dua alternatif rute menuju sawarna yaitu via Sukabumi sama via Serang.

1. Via Sukabumi rutenya adalah :
    Jakarta-Bogor/Ciawi-Pelabuhan Ratu-Sawarna (170 Km)

Rute ini direkomendasikan bagi pengguna kendaraan umum, karena lebih cepat dan kondisi jalan yang relatif baik.
Dari Jakarta naik bus atau KRL ke terminal Baranangsiang Bogor. Dari Terminal Baranangsiang, naik bus jurusan Pelabuhan Ratu (Rp.25.000). Bus tersedia setiap jam. Setelah tiba di Terminal Pelabuhan Ratu, usahakan naik angkutan Pelabuhan Ratu-Sawarna (Rp.25.000-30.000). Bus hanya jalan 1 kali jam 12.30. Kalo lewat jam 12.30, kalian bisa naik angkutan jurusan Pelabuhan Ratu-Bayah (Rp.20.000). 
Dari Terminal Bayah perjalanan dilanjutin dengan angkutan ke Sawarna atau ojek (Rp.20.000). Kondisi jalanan dari Terminal Bayah ke Sawarna tidak terlalu bagus dan sempit (kira kira selebar 5 meter), jadi buat yang menggunakan mobil pribadi gw saranian tidak menggunakan sedan. Kalo weekend jalur Bogor-Pelabuhan Ratu relatif padat di daerah Ciawi.
Kira-kira kaya gini nih peta rutenya :


Rute Jakarta-Sawarna via Sukabumi

2. Via Serang
Nah kalau lewat Serang itu ada dua alternatif lagi rutenya.

a. Jakarta-Rangkasbitung/Serang/Pandeglang-Saketi-Malimping-Bayah-Sawarna (6-7 jam) 230 km.
Rute ini merupakan alternatif jalur buat pengguna kendaraan pribadi. Kelebihan rute ini, pengunjung dapat menikmati perjalanan jalur Malimping-Bayah yang menyusuri pantai selatan Pulau Jawa yang terbentang sepanjang 20 Km perjalanan. Penulis kasih rekomendasi buruk khusus untuk jalur jalan Saketi-Malimping yang kondisinya kurang baik dan melelahkan. Bus umum tersedia pada rute Jakarta-Serang atau Jakarta-Rangkasbitung. Setelah tiba di Terminal Serang atau Rangkasbitung dapat melanjutkan perjalanan ke Malimping dan Bayah dengan menggunakan bus kecil. Selanjutnya dari terminal Bayah dapat melanjutkan ke Desa Sawarna.

Perkiraan alokasi waktu :

Jakarta-Serang (Lewat Tol) Kurang lebih 1,5 Jam,
Serang-Pandeglang-Saketi-Malingping kurang lebih 3,5-4 jam
Malingping-Bayah-Sawarna kurang lebih 1,5 Jam

b. Jakarta-Rangkasbitung-Gunung Kencana-Malimping-Bayah-Sawarna (6-7 jam) 230 km.
Rute ini hanya bisa dilalui dengan kendaraan pribadi. Merupakan alternatif dari rute yang menghindari jalur Saketi-Malimping. Kondisi jalan relatif baik, namun pada malam hari sangat sepi.

Perkiraan alokasi waktu :

Jakarta-Serang (Lewat Tol) Kurang lebih 1,5
Serang-Rangkas (via Petir) Kurang lebih 1 Jam
Rangkas-Malingping Kurang Lebih 2,5 Jam
Malingping-Bayah-Sawarna kurang lebih 1,5 Jam

Kira-kira kaya gini nih peta rute lewat Serang.

Rute Jakarta-Sawarna via Serang
Kami ber-6 pilih rute via Serang, alesannya karena mobil yang kami gunakan start dari Jakarta daerah Kebon Jeruk jadi lebih deket ke Serang dibanding mesti ke Bogor dulu kan lebih jauh, kita juga mesti jemput Fitri di daerah Rangkas. Selain itu, kalo liburan gini biasanya jalur dari Ciawi ke arah Sukabumi itu macetnya minta ampun. Bonusnya kalo lewat Serang itu kita bisa nikmatin pemandangan pantai sepanjang 20 Km dari Bayah sampai ke Sawarna. Mayan terapi mata liat yang pemandangan pantai yang indah-indah.. Hehehe..

OBJEK WISATA DI SAWARNA :

Sebenernya objek wista sekitaran Sawarna itu banyak banget, sepanjang jalan dari Bayah ke Sawarna itu pantai semua. Oia, pantai-pantai di Sawarna ini ombaknya tinggi banget karena termasuk pantai selatan yang terkenal sama omabaknya yang besar dan tinggi. Agak-agak serem juga mau berenang maen aer (*ga bisa renang, haha) di situ. Makanya pantai-pantai di Sawarna ini emang cocoknya jadi tempat surfing.

Ini kira-kira sebagian list objek wisatanya :
1. Pantai Ciantir
2. Pantia Tanjung Layar
3. Pantai Legon Pari
4. Pantai Karang Taraje
5. Pantai Cipamadagan atau Karang Bokor
6. Pantai Pulo Manuk
7. Goa Lalay
8. Goa Langir
9. Bukit 1000 Tangga


Petunjuk arah deket Homestay Widi
Dari objek wisata yang gw tulis di atas kita ber-6 ga sempet datangi semuanya. Kita cuma sempet maen ke Pantai Ciantir, Pantai Tanjung Layar, Pantai Legon Pari dan Bukit 1000 Tangga.

Pantai Ciantir itu pantai terdekat dari Desa Sawarna. Pantainya berpasir putih yang halus banget. (Mirip pasir di Pelabuhan Ratu kalo kata gw) Tinggal jalan kaki dari Homestay Widi (homestay yang kita sewa) sekitar 500 meter. Di pantai ini kita bisa liat sunset. Selain itu ada juga lapangan untuk main voli pantai atau main bola. Di pantai ini ada pengumuman dilarang berenang, karena seperti yang gw bilang sebelumnya ombaknya tinggi, kalau berenang ke tengah bahaya. Tapi kita masih bisa sih sekedar main air di pinggiran pantainya, maen seluncuran pake papan seluncur yang disewakan. Gw ga tau harga sewanya berapa karena gw ga menyewa. Di pinggiran pantai tersedia warung-warung yang menjual makanan seperti mi instan, kopi dan kelapa muda. Paling enak emang nikmatin sunset sambil minum kelapa muda.. Cuma sayangnya pas sunset ujan turun. Lumayan gede ujannya, tapi kita cuek aja sambil ujan-ujanan ambil foto pas sunset terus minum kelapa muda. Kapan lagi cobaa. Hehe.

Pantai Tanjung Layar itu letaknya 500 meter dari Pantai Ciantir. Pantai ini bisa dibilang ikonnya Sawarna. Di pantai ini terdapat batu karang yang berbentuk seperti layar yang terkembang makanya disebut Tanjung Layar. Di pantai ini sudah dipastikan ngga bisa berenang, soalnya pantai ini pantai karang. Kalau pagi hari air laut belum pasang, kita bisa berjalan diantara karang-karang mendekati bahkan sampai bisa menyentuh batu karang besar yang berbentuk layar tersebut. Tapi kalau sudah sore hari laut sudah pasang, kita cuma bisa berfoto di pinggiran pantainya.


Bukit 1000 Tangga dan Pantai Legon Pari adalah destinasi kita selanjutnya. Sebenernya niat kita bukan ke Bukit 1000 Tangga sih tapi ke Pantai Legon Pari atau Laguna Pari. Menurut ibu-ibu penjaga warung di Pantai Tanjung Layar, kalau mau ke Pantai Legon Pari bisa dengan cara menyusuri Pantai Tanjung Layar ke arah Timur (menjauhi Pantai Ciantir). Kalau mau cepet pake jasa ojek dengan tarif Rp.50.000/orang (wew, mahal amir). Kita memutuskan buat ke sana dengan cara menyusuri pantai aja sekalian menikmati keindahan pantai sepanjang jalan sekalian gedein betis jogging. Hahaha. 

Nah secara kebetulan jalur menuju Pantai Legon Pari yang kita lewatin itu melewati Bukit 1000 Tangga. Karena kita jalan siang ke sore hari (dengan niat liat sunset) ternyata pas air laut pasang, jalan di pinggir pantai udah ketutup sama air laut. Jadi kita semua nyusurin jalan yang sempit dan menanjak dan naik ke Bukit 1000 Tangga. Kebayang dong setelah jalan berliku dengan track berbatu dan banyak kerang yang tajem lalu kita naik 1000 buah anak tangga!! (lebay). Bukit 1000 Tangga ternyata jumlah tangganya ngga sampe 1000 kok, cuma sekitar 100. (Kalau ga percaya itung aja sendiri, hahaha). Tapi indahnya pemandangan setelah naik Bukit 1000 Tangga itu, subhanallah indahnya. Dari atas bukit itu bisa keliatan pantai yang panjang yang kita susurin tadi. 


Dan finally setelah berjalan sekitar 1,5 jam kita sampai juga di Pantai Legon Pari. Di sana sepiii banget. Cuma ada ibu-ibu penjaga warung dan nelayan yang selesai berlayar. Ternyata pantainya ga begitu jauh beda dengan Pantai Ciantir. Ombaknya emang agak lebih tenang sih dibanding di Ciantir. Oia, pas di sana ada kawanan kerbau yang lewat. Kita semua bertanya-tanya, itu kawanan kerbau ngelewatin jalur yang mana ya? Dan dengan bodohnya, kita semua baru sadar kalau di Pantai Legon Pari itu cocoknya buat liat sunrise (gubrakkk!!) Matahari tenggelam itu ga keliatan kalo dari Pantai Legon Pari. Setelah sadar akan hal itu kita cuma main sebentar di pantai ini.

Nah pas kembali ke penginapan kita semua mikir ga mau balik dengan cara nyusurin pantai lagi soalnya track-nya lumayan berat. Kita mikirnya bisa balik ke penginapan dengan ojek. Pas kita nanya ke ibu penjaga warung ternyata ngga ada ojek dong. (mampus dah!) tapiiii ada jalan alternatif buat kembali ke sawarna yaitu dengan melewati bukit (jalur motor tapi harus jalan kaki). Kita semua buru-buru aja jalan soalnya takut keburu gelap. Gw ga heran kenapa ojek yang ada di Tanjung Layar itu menawarkan harga Rp.50.000/orang untuk pergi ke Legon Pari. Karena memang track ke Legon Pari itu ampuuunnya susah banget buat dilewatin. Jalannya kecil, menanjak dan berbatu. Mungkin motor yang bisa ngelewatin track itu cuma motor trail. Apalagi kalo kondisi setelah hujan. Pasti jalanannya makin sulit dilewatin.


Setelah jalan menanjak sekitar 1 jam akhirnya kita bisa melihat tanda-tanda kehidupan. Kita langsung cari ojek buat sampe ke penginapan. Alhamdulillah kita semua tiba di homestay pas hari belum gelap. Setelah itu betis kita jadi makin bengkak. Huhuhu pegelnya ampuun sampe ke paha. Sebelum tidur diolesin countepain dulu biar mendingan.


Tadinya plan kita setelah ke Legon Pari adalah menuju Goa Lalay yang jaraknya lebih jauh. Tapi berhubung kaki kita sudah tak mampu berjalan lagi, dan hujanpun turun jadinya kita kembali ke penginapan dan bersiap pulang. Oia, sebelum pulang kita puas-puasin dulu main air di Pantai Ciantir sama minum kelapa muda. 

PENGINAPAN 

Untuk penginapan, di Sawarna ini belum ada hotel. Jadi penginapannya berupa homestay (kayak kosan dengan kamar mandi di dalam, hehehe). Katanya sih itu rumah warga yang dijadiin tempat menginap. Tapi pas gw ke sana homestay-nya lumayan banyak. Kita ber-6 nginep di homestay Widi, homestay yang cukup besar. Kita kebagian kamar yang lumayan gede dengan 3 buah kasur. Karena kamar lain udah penuh ya kita ber-6 tidur dalam 1 kamar. Harganya Rp. 175ribu/orang selama 2 malam. Udah dapet 3x makan per hari. Makanannya ya makanan sunda gitu, nasi, ayam, oncom, sayur mayur, bakwan jagung, ikan asin, kerupuk, dan sambel. Menunya gitu-gitu aja tiap makan, kurang variatif sih tapi daripada kelaperan, hahaha.

INFO TAMBAHAN (dapet dari hasil googling)

*Tarif penginapan di Sawarna 75.000-200.000 dan negotiable
*Hampir semua penginapan sudah including makan 3x sehari. 
*Tarif Guide Lokal 100.000 per hari per rombongan

*Bagi pengunjung yang ingin berkemah, bisa dilakukan di Pantai Tanjung Layar.

*Ombak besar untuk surfing hanya ada pagi hari
*Tempat sunrise terbaik di Laguna Pari, tempat sunset di Ciantir dan Tanjung Layar
*Bawa perlengkapan caving sendiri apabila ingin berjalan jalan ke Goa lalay. Beberapa yang perlu dipersiapkan a.l sepatu boot. Headlamp, senter
*Bawa perlengkapan pribadi seperti topi, sunblock, lotion anti nyamuk, jaket dan jas hujan setelan (pengendara motor), payung.
*Banyak pantai di sekitaran Sawarna yang belum terjamah. Pengunjung dapat melakukan susur pantai untuk menemukan spot pantai yang lebih sepi.
*Bulan Maret-Juni menurut penduduk sekitar bulan terbaik ke Sawarna, karena sawah di desa belum dipanen jadi masih kelihatan hijau.
*Tips bagi yang mengendarai motor melewati Jembatan ‘goyang’ gantung CIkaung, satu kaki pengendara menapak di motor, satu kaki lagi diturunkan. Usahakan jangan dua kaki sekaligus turun, kata warga yang sudah pengalaman malah bikin tidak seimbang.
*Jaga barang-barang pribadi dengan baik
*Pastikan kendaraan dalam kondisi prima
*Siapkan uang tunai yang cukup. Di Sawarna tidak terdapat ATM. ATM terdekat ada di Pelabuhan Ratu atau Bayah (1-2 jam dari Sawarna). Penginapan juga hanya terima cash
*SPBU tersedia di Rangkasbitung, Malimping, Bayah, Pelabuhan Ratu. Di antara kota kota tersebut banyak penjual bensin eceran. Bagi yang membawa mobil pastikan sudah mengisi cukup. Bagi pengendara motor, tipsnya bawa botol air mineral berisi bensin di dalam bagasi untuk antisipasi. Di beberapa jalur, pedagang bensin eceran jaraknya berjauhan. 
*JANGAN BUANG SAMPAH SEMBARANGAN. Sebagai pengunjung, kalian bertanggung jawab untuk mempertahankan kondisi alamiah pantai ini.


FOTO-FOTO DI SAWARNA